Monday, November 26, 2007

..

Masih seperti hidup terkesan di dalam benakku, hutan rimba nun di sana
yang terhias oleh hijau yang abadi,
beribu-ribu bunga, yang harumnya tidak pernah melemah,
dengan telinga batinku aku mendengar
angin laut mendesah di antara pohon-pohon pisang dan
puncak-puncak pohon nyiur, deburnya air terjun,
di daerah pedalaman yang jatuh dari
ketinggian tebing-tebing gunung, seolah-olah
saya menghirup hawa pagi yang sejuk, seakan-akan
saya kembali berada di muka gubug orang Jawa yang ramah,
sedang sepi yang senyap masih meliputi
hutan rimba asli yang mengelilingi diriku, tinggi di atasku,
di awang-awang kelompok-kelompok kalong
dengan mengibas-ngibas sayapnya bergegas kembali ke daerah tempat
bermukimnya di siang hari
kemudian mulai ada kehidupan dan gerakan
di sengkuap tajuk dari rimba,
burung-burung merak meneriakkan cuhungnya,
kera-kera mulai lagi permainannya yang lincah,
sedang gema suaranya membangunkan gunung-gunung
dengan nyanyian paginya, beribu-ribu burung memulai kicaunya, dan
sebelum matahari mewarnai langit timur,
puncak yang megah dari gunung di sana telah dipulas
dengan emas dan merah cerah, dari ketinggian dia memandang diriku
seperti kenalan lama,
kerinduanku menanjak dan dengan haus kuharapkan datangnya hari, waktu
mana aku dapat mengatakan salamku untukmu gunung-gunung.

Frans Junghuhn
Leiden, Nov 1851


--
[h][A][n][u][N][g] - living in the beautiful life

11 mdpl, 0°57'166" LS, 122°47'287" BT
"Semua Orang itu Guru, Alam Raya Sekolahku, Sejahteralah Bangsaku" - Marjinal

No comments: