atas dasar kejengahan pada sindrom mesin jahit yang mendera FU kesayangan hingga pengen ganti tensioner pake manual seperti halnya di shogie 125, maka saya berkeinginan membongkar tumor sendiri untuk mengetahui apa yang menyebabkan sindrom mesin jahit terjadi.
bagi yang awam sama sekali, analogi berikut bisa digunakan untuk membayangkan cara kerja tensioner. lihat rantai belakang motor. kan tidak tegang sekali, masih ada jarak toleransi. nah itu dianalogikan rantai keteng yang tidak tegang (ada toleransi kekendoran). kemudian agar rantai motor tegang, tekan rantai bagian atas ke bawah atau bagian bawah ke atas dengan menggunakan satu jari tegak lurus terhdap rantai. nah, jari tersebut dianalogikan sebagai tensioner. pada kondisi motor berhenti, jari (tensioner) menekan penuh rantai, ketika motor mulai berjalan, rantai menegang sehingga menekan jari ke atas (tensioner memendek), ketika motor kembali berhenti, jari kembali menekan rantai (kembali memanjang karena ada per tensioner). semoga analoginya benar dan bisa dimengerti.
lanjut yah..
siang tadi pas balik ke kantor, sempat2in bawa kunci 8-9 pas. rencananya buat bongkar tumor tempat setelan tensioner.
nyampe kantor langsung bongkar tempat sampah nyari koran bekas buat alas dan lap..:D
parkir motor ke tempat yang aman dan teduh, maklum kantornya tidak di gedung2 mewah yang ada tempat parkirnya di basemen..:oops:
standar samping motor..(standar tengah dah dilepas, bikin berat aja..:D:D)
persneling dioper ke gigi 6 (atas anjuran tukang beres beberapa waktu lalu), klo yang ini buat menjaga agar motor tidak bergerak sehingga rante keteng tetap pada posisinya, takutnya klo gerak bisa loncat gigi sehingga timingnya tidak pas, yang fatal2nya bisa berakibat tabrakan antara klep dengan piston..(byks). ini juga satu alasan kenapa saya standar samping..klo standar tengah takut ga sengaja gerakkan ban belakang..
setelah buka baut 8 di kanan dan kiri tumor, langsung dilepas saja, usap oli yang tersisa di batang (as) penekan dengan koran biar ga terlalu kotor.
saya amati cara kerjanya dulu, jangan sampe nanti saya salah pasang..hehe..
ternyata menyetel dengan memutar searah jarum jam akan memperpendek as, sebaliknya akan memanjangkan as. prinsip kerjanya, pada kondisi default, as akan menekan rantai keteng, ketika mesin berjalan, maka rantai keteng akan menegang dan memutar as sehingga memendek mengikuti tegangan rantai keteng. ketika rmp turun, per tensioner akan mengembalikan posisi as ke default (panjang).
dalam pikiran saya, jika mesin motor baru menyala tapi udah langsung menjahit, berarti pada kondisi panjang as default, as tidak cukup menekan rantai keteng. sehingga untuk mengatasinya as harus disetel lebih panjang.
jika sindrom mesin jahit muncul ketika rpm baru naik, brarti per tensionernya tidak cukup kuat untuk mengembalikan as ke posisi panjang (menekan rantai keteng), solusinya ya pernya harus diganti.
kembali ke nyetel panjang as penekan/tensioner.
untuk memanjangkan default-nya, pertama congkel plat bintang 6 dengan obeng min, atau pencongkel lainnya. biarkan per tensioner tetap di dalam rumahnya, putar as tensioner aga rlebih panjang. kembalikan lagi bintang 6 untuk mengunci as agar tidak bisa berputar dan menahan per tensioner tetap dalam tumor tersebut.
pasang kembali. naah ketika dimasukkan lubang tensioner, asnya tentu kepanjangan kan? maka, obenglah searah jarum jam (as memendek), dengan tetap menahan obeng (klo obeng dilepas ya memanjang lagi karena ada per tensioner) masukkan kembali tensioner ke dalam lubangnya. kunci bautnya sedikit demi sedikit hingga rapat, jika sudah rapat benar lepaskan obeng penahan tadi, kemudian kuatkan baut dengan kunci 8.
netralkan persneling. nyalakan motor dan TADAAA..sindrom mesin jahitpun hilang..
rating: mechanical advisory
warning: praktik ini saya lakukan berdasarkan atas asas kenekadan (karena ga punya duit ke beres) dan didorong rasa keingintahuan untuk mengulik FU kesayangan ini sendiri. dasar pengetahuan hanya melihat mekanik beres bongkar tumor saya beberapa waktu lalu saat ganti per tensioner.
sebelum membongkar sendiri, pengetahuan akan prinsip kerja dan fungsi tensioner sangat diperlukan.
saya tidak bertanggungjawab atas hal2 yang terjadi akibat mengikuti sharing di atas.
yang masih menjadi pertanyaan: apakah menyetel as lebih panjang membawa dampak negatif pada rantai keteng? mengingat tensionernya berjalan otomatis (dengan per) smoga tidak ada dampak buruknya..
kesimpulan:
-sindrom mesin jahit berhenti (sampai malam hari sharing ini diposting), semoga sampai seterusnya..
-keinginan untuk menjadikan manual (sementara) pupus sudah..
-hati senang karena dapat mengatasi satu masalah dengan tangan sendiri dan bertambah lagi satu pengalaman sederhana tapi sangat berharga bagi saya..
klo ada yang salah istilah atau salah tindakan, atau ada yang terlewatkan mohon tidak sungkan dituangkan di sini..
salam tensioner,
--
hanung_665
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
7 comments:
Terima kasih pencerahannya, jadi tidak perlu pusing posisi top atau tidak ya ? pokoknya asal selama dilepas rodanya tida berberak, apakah begitu?
Tanya bang, waktu ganti tensioner itu ga perlu TDC ya bang? thanks
Secara teori saya bisa memahami penyampaian om hanung... Terima kasih banyak atas pengalaman nya... Semoga menjadi berkah.
Gimana klw per dalam tensionernya patah.. harus ganti baru kan. Trus bisa ga masukin kedalam tensionernya...? Yg dijabarkan anda ga bongkar sampai pernya....
Mau tanya fu ane kmren ketengnya loncat gara2 lidah patah dn sdh d servis di sujuki tapi msalhnya ko msih ada bunyi kletek kletek kira2 apa ya .. Sy tkt patah lg klep nya sprti kmren .. Klo di biarkan kira2 ber resiko atau tidak.. Mohon pencerahanya om mksih
Itu otomatis fi noken as
Itu otomatis fi noken as
Post a Comment