From: Seri Utami <utami@metrindo.co.id>
Date: Jul 12, 2007 10:19 AM
Subject: [livingschool_community] Sakratul Maut
Sakratul Maut
Menurut sebagian besar ulama, dekat-dekat akan meninggal malaikat maut
akan berulang-ulang mengunjungi orang yang akan meninggal itu.
Kadang-kadang ia menunjukan dirinya dengan jelas, bahkan kadang-kadang
suaranya jelas terdengar oleh yang bersangkutan. Kedatangan malaikat
maut ini sebenarnya adalah suatu peringatan, bahkan tidak lama lagi
orang itu akan meninggal. Rupanya malaikat maut ingin memberi
peringatan agar orang itu bersiap-siap dengan perbekalannya. Junjungan
kita yang mulia, Rasulullah SAW dalam hal ini telah bersabda :
"Apabila Allah bermaksud baik kepada seseorang hamba, maka bentuk
malaikat maut itu akan disesuaikan dengan amal salehnya sebelum mati".
Berdasarkan hadits ini, jelaslah bahwa bentuk malaikat maut yang
datang itu bergantung kepada tingkat iman dan amal salehnya seseorang.
Semakin banyak amal saleh orang itu, maka bentuk malaikat maut yang
datang akan semakin menyenangkan. Dan sebaliknya semakin besar
dosanya, maka bentuknya akan semakin menakutkan.
Dalam hadits lain, Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa sebaik-baik
sikap pada waktu meninggal adalah ingat kepada Allah dengan
mengucapkan Lailaha Ilallah. Pada kenyataannya, amat jarang orang yang
mampu mengucapkan kalimat sakral ini dengan keikhlasan yang mendalam.
Mari kita coba bersama-sama untuk menelaahnya.
Menurut para ahli, pada saat seseorang akan meninggal, yaitu pada saat
roh sudah sampai di tenggorokan, maka ingatan, akal, dan ilmu akan
hilang. Yang berfungsi hanyalah alam bawah sadarnya. Pada saat kritis
ini, setan berusaha sekuat tenaga dengan berbagai cara mengalihkan
perhatian orang yang sedang sekarat itu agar jangan sampai mengucapkan
Lailaha Illallah. Macam-macam akal dikeluarkannya, mungkin ia menjelma
menjadi bentuk ayah atau ibunya yang telah meninggal, atau pun ia
menjelma menjadi bentuk yang menakutkan. Semua akal-aklan setan ini
tujuannya hanya satu, yaitu agar orang yang sedang sekarat itu terlena
atau takut, sehingga akhirnya ia akan lupa kepada Allah. Oleh karena
itu, bila kita melihat orang yang sedang berjuang dalam sakratul maut,
maka bantulah ia dengan membisikan berulang-ulang kalimat Lailaha
Illallah sebagaimana petunjuk yang diberikan Rasulullah SAW:
"Talkinkan olehmu orang yang sedang dalam sakratulmaut itu, dengan
mengucapkan Lailaha Illallah. Orang yang mengakhiri perkataannya itu
dengan kalimat syahadat, maka dia akan dimasukkan ke dalam syurga".
Salah seorang sahabat Rasulullah SAW, yaitu Umar bin Khatab berkata,
"Ucapkanlah kepada mereka yang sedang dalam sakratul maut itu Lailaha
Illah. Mereka itu melihat apa-apa yang tidak terlihat olehmu".
Bagaimana cara mengatasi godaan setan pada waktu sakratulmaut?
Godaan setan yang maha berat pada waktu sakratul maut ini, hanya dapat
diatasi dengan satu cara, yaitu rasa cinta yang mendalam kepada Allah
SWT. Karena, apa yang paling dicintai, apa yang menjadi kerinduan
siang dan malam, maka itulah yang akan teringat oleh kita pada waktu
nafas terakhir.
Seringkali kita jumpai orang sekarat yang menepis atau menolak bila
dibisikkan "Lailaha Illallah" ditelinganya. Hal ini terjadi karena
dalam keadaan sekarat, akal telah pergi, ingatan hilang, hati nurani
akan mengenyampingkan semua hal, kecuali pada apa yang dicintai saja.
Oleh karena itu, bila kita ingin pada saat meninggal nanti hanya ingat
kepada Allah dengan mengucapkan "Lailaha Illallah" maka pupuklah rasa
cinta kepada Allah. Karena, sekali lagi, dalam keadaan sekarat, akal
akan beku, sedangkan hati hanya mampu mengingat apa-apa yang kita
cintai saja.
Rasa cinta jelas mustahil muncul dalam sekejap. Sangat logis bila
mengharapkan rasa cinta pada Allah itu muncul pada waktu sakratul
maut, di mana akal sudah tidak normal dan setan sedang menggoda dengan
seberat-beratnya godaan, serta badan menanggung rasa sakit yang luar
biasa seperti ditusuk-tusuk dengan 300 tusukan pedang.
Untuk menumbuhkan rasa cinta pada Allah, biasakanlah
berzikirmengingat-Nya. Jadikan Allah itu menjadi kekasih, dan
letakkanlah Dia dalam rongga hati kita yang paling dalam.
Para ulama mengatakan, setelah selesai tanya jawab dalam kubur maka
roh selanjutnya di alam barzah akan ditempatkan pada tempat-tempat
yang sudah disiapkan untuknya, yaitu sesuai dengan amal perbuatannya
selama hidup di alam dunia. Yang amal salehnya banyak, yaitu selalu
taat mengerjakan perintah-perintah Allah, akan menempati tempat yang
bagus sekali, lebih indah dari kesenangan yang terdapat dalam mimpi.
Sedangkan bagi yang selalu membangkang pada perintah-perintah Allah
akan mengalami penderitaan yang luar biasa pahitnya, naudzhubillah.
Bagi mereka itu, alam barzah adalah benar-benar tempat derita dan
sengsara. Dalam hal ini Rasulullah SAW, bersabda:
"Jangalah kamu memaki orang yang telah mati. Karena sesungguhnya
mereka telah menemui apa yang mereka amalkan semasa hidupnya".
Marilah dari sekarang kita sadari, bahwa banyak harta sedikit amal
saleh ternyata tidak ada gunanya sama sekali. Harta yang dicari
mati-matian waktu di dunia, akan dibagi-bagi oleh ahli waris.
Bayangkanlah, berpayah-payah mengumpulkan harta, kadang-kadang sudah
Maghrib masih di kantor, harta tertumpuk, kita meninggal. Masih
terbaring mayat kita di tempat tidur, belum dimandikan dan belum di
kafani, para ahli waris sudah bertengkar memperebutkan harta yang kita
kumpulkan mati-matian itu. Payah-payah mengumpulkan harta selama ini
ternyata hanya untuk mengadu anak berkelahi dengan anak mengenai
warisan. Yang dapat kita bawa serta masuk ke liang kubur hanyalah
secarik kain kafan, yaitu kain putih sepanjang empat hasta. Tidak
lebih dari itu!.
Rasulullah SAW yang mulia bersabda :
"Sesungguhnya kubur adalah tahap pertama dari beberapa tahap tempat di
akhirat. Kalau seseorang telah selamat disitu, maka tahap yang
sesudahnya akan lebih enteng, dan kalau tidak selamat di situ, tahap
yang sesudahnya akan lebih berat lagi".
Ingin saya sampaikan sekali lagi, mengucapkan kalimat "Lailaha
Illallah" dengan sepenuh perasaan pada saat sakratul maut. Selintas
kedengarannya mudah, namun kenyataannya hanya orang tertentu saja yang
sanggup melaksanakannya. Hal ini disebabkan antara lain karena :
a.. Pada waktu sakratul maut, akal atau ingatan sudah tidak berfungsi
normal, bahkan dapat dikatakan hilang.
b.. Setan menggoda dengan seberat-beratnya godaan. Biasanya setan
muncul di penglihatan orang sekarat itu menyerupai orang-orang yang
dikenal dekat dan sudah meninggal.
c.. Rasa sakit yang amat sangat, seolah-olah ditusuk oleh 300 pedang.
Dalam keadaan payah seperti itu, jelaslah yang bekerja hanyalah alam
bawah sadar saja, yang teringat adalah hanya apa-apa yang kita cintai
dan kita rindukan siang malam.
Agar kita mampu mengucapkan pengakuan "Lailaha Illallah" pada saat
akan meninggal, maka kita harus cinta atau dekat kepada Allah SWT yang
tertanam sampai ke dalam lubuk hati. Untuk itu, satu-satunya jalan
adalah: berjihad menundukan nafsu agar menjadi manusia yang bertaqwa!.
Ingatlah, kuburan bergerak secara pasti menghampiri kita dengan
kecepatan 60 menit perjam. Dan di akhirat nanti, tidak ada jalan
keluar dari neraka.
Wallahu a'lam bish-shawab. (TA)
Sumber : http://forum.dudung.net/
----------------------------------------------------------
Telah bersabda Nabi Muhammad S.A.W, kubur itu menyeru manusia tiap2
hari dengan 7 (tujuh) seruan :
1. Wahai manusia, aku rumah ulat, perbanyaklah membaca Al Qur'an.
2. Wahai manusia, aku rumah gelap, terangilah aku dengan sholat malam.
3. Wahai anak adam, aku rumah tanah, bawalah kasur yaitu amal sholeh.
4. Wahai anak adam, aku rumah binatang buas, bawalah tameng yaitu air
mata (takut kepada Allah SWT)
5. Wahai manusia, aku rumah tamu, berbekallah untuk dirimu yaitu taqwa.
6. Wahai manusia, aku rumah fakir, bawalah bekal kekayaan untuk dirimu
(dengan sedekah & zakat)
7. Wahai anak adam, aku rumah pertanyaan Munkar dan Nakir, maka
banyaklah baca "Laa ilahaillallah, Muhammadar Rasulullah", supaya kamu
dapat jawaban kepadanya.
--
[h][A][n][u][N][g] - living in the beautiful life
YM: hanung_665
11 mdpl, 0°57'166" LS, 122°47'287" BT
"Semua Orang itu Guru, Alam Raya Sekolahku, Sejahteralah Bangsaku" - Marjinal
No comments:
Post a Comment